TSM, FSI, dan RINA Jalin Kemitraan Strategis untuk Mendukung Transisi Energi di Sabah

RAKYATFLORES.COM | JAKARTA: Dalam upaya strategis untuk memperkuat sektor industri dan energi di Sabah, Technical Skill (M) Sdn. Bhd. (TSM) bersama Federation of Sabah Industries (FSI) menjalin kemitraan dengan RINA, lembaga sertifikasi global yang berkantor pusat di kawasan Asia Pasifik, Jakarta.
Pertemuan tingkat tinggi ini dihadiri oleh pimpinan TSM Managing Director Yantho Abdul Majid, Executive Director Ali Rahman Matassan, dan Project Director Royan Rakam. Dari pihak FSI hadir Presiden Richard Lim.
Delegasi ini disambut oleh jajaran eksekutif RINA, termasuk Enrico Beccaceci (Executive Director, Asia & Pacific Commercial Management), Faiz Kasim (Strategic Development Manager untuk Malaysia & Brunei), serta tokoh Indonesia yang mendunia, Dr (C). Ir. Karolus Karni Lando, MBA, selaku Asia Pacific Certification Director.
Pertemuan ini menjadi bukti nyata kemampuan Karolus Karni Lando dalam melobi dan membangun jejaring strategis dengan perusahaan luar negeri, guna membuka peluang kolaborasi regional yang juga berdampak positif terhadap kemajuan ekonomi Indonesia.
Dengan kepiawaiannya, RINA melalui Karolus turut memainkan peran penting dalam mendorong standardisasi dan sertifikasi internasional yang akan mengangkat daya saing kawasan, termasuk pelaku industri Indonesia.
Salah satu hasil utama dari diskusi ini adalah rencana pendirian Centre of Excellence (CoE) untuk sektor Minyak & Gas serta Transisi Energi, bekerja sama dengan Universiti Malaysia Sabah (UMS) dan UMS UiNVEST.
CoE ini akan menjadi pusat unggulan untuk akreditasi laboratorium tingkat lanjut (uji material, metrologi, dan kalibrasi), sertifikasi menyeluruh untuk personel dan peralatan industri, setya riset dan pengembangan untuk mendukung target transisi energi dalam kerangka SE RAMP 2040.
Peluang besar juga dibahas untuk pengembangan kawasan industri di Sabah seperti Sepanggar (KKIP), Sipitang (SOGIP), Lahad Datu (POIC), Sandakan (SK SIP), serta kawasan baru di Kota Belud, Kudat, dan Beaufort. Lokasi-lokasi ini dinilai strategis untuk penerapan solusi transisi energi dan penerapan standar sertifikasi internasional.
Presiden FSI, Richard Lim, menyatakan optimismenya. “Kemitraan ini akan mentransformasi kapasitas industri Sabah, memastikan pelaku usaha lokal mampu memenuhi standar global dan bersaing secara internasional,” ungkapnya.
Pertemuan ini menjadi tonggak penting dalam mengokohkan posisi Sabah dan kawasan Asia Tenggara sebagai pionir dalam pengembangan industri berkelanjutan dan inovasi energi.
Lewat kepemimpinan dan jejaring internasional Dr (C). Ir. Karolus Karni Lando, MBA, Indonesia turut mengambil bagian dalam panggung strategi energi dan sertifikasi global yang lebih inklusif dan berdampak luas.